kerekening Kantor Pusat dengan nilai transaksi tertentu Kantor Cabang Mekaar wajib meminimalisir dana saldo giro dan saldo tabungan bank yang mengendap di rekening giro/tabungan mekaar dengan batasan toleransi saldo sebesar Rp 1.000.000,-FAO atau Kepala Cabang wajib melakukan sweep in setiap hari kamis setiap minggunya Apaitu SWIFT Code Bank ? SWIFT memiliki kantor pusat di Belgia dan memiliki kantor cabang di pusat-pusat utama transaksi dan pasar keuangan dunia. SWIFT Code Bank terdiri dari 8 angka namun ada juga bank mempunyai 11 huruf kapital yang sangat unik : Oleh karena itu, ketika ingin melakukan tranfer antar bank yakni antar bank yang Masalahtentang kantor cabang bank ini ternyata juga diperhatikan oleh sebuah media ahli di bidang perekonomian, The Economist. Dalam situsnya, economist.com, diadakan sebuah debat yang berjudul This house believes that bank branches are obsolete. Di debat itu mereka membahas tentang apakah cabang bank sudah usang atau masih sangat dibutuhkan. Untukpencatatannya menggunakan sistem akuntansi ERP Compiere yang terdapat pada masing – masing kantor cabang maupun pada kantor pusat. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya selisih akun resiprokal pada laporan keuangan gabungan kantor pusat dan kantor cabang atas transaksi yang terjadi baik di kantor pusat, maupun di kantor cabang. 2 April 2020 | Updated On: 4. Mei 2022. EDUSAHAM.COM — Investasi saham itu sangat menarik, hal ini tercermin dari pertumbuhan investor yang cukup signifikan. Banyak masyarakat pemodal saat ini berhasrat untuk bermain saham, namun terkendala dengan pengetahuan yang belum memadai. Salah satunya yaitu cara beli saham online. Pemusatanppn adalah pemilihan satu cabang tempat pembayaran terutang ppn baik itu secara tertulis ataupun elektronik. Dengan demikian diartikan bahwa dalam satu perusahaan antara pusat dengan cabang juga memiliki satu kesatuan untuk melakukan pemusatan ppn terutang. Selain itu jika ada penyerahan barang dari pusat ke cabang atau NomerTelephon Kantor Pusat Prudential Indonesia. Telp: (62-21) 2995-8888. Faks: (62-21) 2995-8800. Customer Line: 1500085. Padasore hari, database cabang diupload ke kantor pusat dan digabungkan ke database pusat, bersama-sama dengan data transaksi dari cabang lain. Bila kita menggunakan sequence, akan terjadi duplikasi primary key, karena masing-masing cabang memulai sequence dari angka 1. Cabang A akan punya data 1 - 100, demikian juga cabang-cabang lain. Karenaitu, masing-masing kantor cabang Bank Mandiri memiliki kode bank dan kode swift tersendiri. Kode bank digunakan untuk mengenali lokasi internal Bank Mandiri, sedangkan kode swift berfungsi untuk transaksi yang bersifat internasional. Berikut informasi terbaru kode cabang Bank Mandiri di Indonesia. Apaitu Kantor? Kantor merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yaitu kantoor, dan merupakan turunan dari bahasa Perancis yaitu comptori. Kantor merupakan sebuah area, lokasi atau bangunan yang menjadi pusat aktivitas perniagaan, bekerja, atau transaksi sebuah perusahaan. Biasanya area kantor berada pada pusat bisnis ( business district ). 599W. Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan tingkat otonomi. Sebuah agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai " agen " biasanya tidak beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen penjualan dapat memajang dan mendemostrasikan contoh produk, menerima pesanan, dan mengatur pengiriman. Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan rentang penyediaan jasa yang lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda dengan perusahaan individu. Sebuah cabang umumnya menyimpan stok persediaan dan mengarsip pesanan pelanggan. Banyak perusahaan yang beroperasi melalui cabang-cabang. Hampir setiap orang pernah mengunjungi cabang department store ternama seperti Matahari dan Sogo. Bank secara khusus telah melakukan perluasan melalui pembukaan jaringan cabang bank secara ektensif. Beberapa perusahaan manufaktur juga menjalankan bisnis melalui sistem lokasi operasi yang dapat dibandingkan, biasanya disebut dnegan " pabrik ". Misalnya, PT Indofood menjalankan proses produksi di berbagai pabrik di lokasi Jakarta, Bndung, Medan, Banjarmasin, dan Makassar. Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara lain adalah bahwa keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi rutin. Tingkat pengambilan keputusan manajemendi cabang biasanya lebih tinggi dibanding agen penjualan namun dengan tingkat yang berbeda antar perusahaan. 2. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh transaksi terkait dengan agen terkait oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnak yang dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Misalnya, kantor pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan gaji, dan dokumen Voucher kas kecil yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber lain yang diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat. Misalkan, perusahaan yang memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan langsung ke kantor pusat. Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap agen secara terpisah. Sehingga memungkinkan kantor pusat mengontrol aset dan menyediakan informasi dalam penilaian kinerja tiap agen. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi bertujuan agar mekanisme laporan keuangan konsolidasi dapat dilaksanakan. Contoh soal akuntansi kantor pusat, agen dan cabang dilaksanakan sesuai standar akuntansi keuangan agar sejalan dengan aktivitas bisnisnya selama menjalankan soal akuntansi kantor pusat, agen dan cabang akan menimbulkan masalah-masalah umum. Masalah yang dibahas dalam akuntansi kantor cabang diantaranya pengiriman barang dagang, pengiriman uang kas, penyusutan aktiva tetap dan pergantian biaya operasional untuk kepentingan kantor pusat apakah yang dicatat dalam akun kantor pusat di buku cabang adalah seluruh informasi berkaitan dengan terlaksananya penjualan barang induk perusahaan. Hubungan kantor pusat, agen dan cabang harus diterangkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk menghindari adanya kesalahan pengungkapan Hubungan Kantor Pusat dan CabangMasalah-masalah hubungan kantor pusat dan cabang akan memberikan informasi tentang laporan keuangan konsolidasi. Hubungan kantor pusat, cabang dan agen akan menggunakan sistem sentralisasi dan desentralisasi disesuaikan prosedur penjualan barang dagang dan permintaan pengiriman barang dari khusus yang sering terjadi dalam hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang adalah transaksi pengiriman barang diatas harga perolehannya serta transfer kekayaan antar cabang. Sistem akuntansi kantor cabang sebaiknya menggunakan metode desentralisasi untuk mencegah terjadinya kesalahan umum dalam hubungan kantor pusat dan cabang diantaranya pengakuan pengiriman barang dengan harga perolehan, transfer kas dan depresiasi aktiva tetap. Mengapa kantor cabang melaksanakan pembukuan tersendiri dikarenakan menghindari keterlambatan pencatatan informasi Juga Cara Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Kantor Pusat dan CabangMengapa Kantor Cabang Melaksanakan Pembukuan SendiriMengapa kantor cabang melaksanakan pembukuan sendiri dikarenakan penerapan sistem desentralisasi. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan lanjutan mewajibkan pengungkapan informasi keuangan secara sukarela setiap pelaporan spt tahunan orang kantor cabang melaksanakan pembukuan sendiri yang terpisah dari pembukuan kantor pusat dikarenakan adanya pengakuan pengiriman barang diatas harga normal. Pos-pos apakah yang dicatat dalam akun kantor pusat dibuku kantor cabang tentu mempertimbangkan informasi sebagai berikutPengiriman barangPengembalian barang rusakPengakuan rugi dan laba tahun berjalanTransfer kekayaan seperti kas dan aktiva hubungan kantor pusat dengan agen bagaimana kantor pusat melakukan pembukuan dapat dilaksanakan menyesuaikan dengan standar akuntansi keuangan. Rekening resiprokal adalah rekening untuk menampung sementara transaksi antar perusahaan yang masih berafiliasi seperti induk dan anak Juga Contoh Soal Pengiriman Barang Diatas Harga Pokok ke Kantor CabangPerbedaan Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor AgenPerbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan lanjutan menunjukkan adanya prosedur pembebasan pajak ketika terdapat barang kena pajak di kawasan berikat. Transaksi apa saja yang penjurnalannya dikantor pusat namun dicatat dengan keterangan kantor cabang adalah transaksi pelunasan kantor pusat dan kantor cabang membuat laporan keuangan gabungan dikarenakan adanya kewajiban pengungkapan informasi keuangan badan usaha. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi adalah kebebasan bersaing mendapatkan keuntungan antar cabang yang kantor pusat, kantor cabang dan kantor agen terletak pada mekanisme pembuatan catatan transaksi keuangan. Kantor cabang dianggap memiliki otonomi sendiri dalam penyelenggaraan pembukuan. Cabang diberikan modal oleh kantor pusat untuk mengembangkan Juga Contoh Kasus Pengiriman Kas Antar Cabang dan JurnalnyaDemikian perbedaan kantor pusat dan kantor cabang brainly dalam akuntansi keuangan lanjutan. Seluruh metode pencatatan hendaknya menggunakan akun resiprokal untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan konsolidasi. Transaksi antar cabang harus dihapuskan dikarenakan tidak terdapat tambahan manfaat ekonomisnya. Didalam perkembangan usaha, perusahaan dapat beroperasi bukan hanya didalam lingkungan suatu kota, akan tetapi dapat juga beroperasi ke luar kota, ke luar daerah ataupun ke luar umumnya sebagai titik tolak perkembangan suatu usaha tersebut adalah perluasan daerah pemasaran. Pada saat meluasnya daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah bagi pimpinan perusahaan. Akan tetapi masalah tersebut bisa diatasi dengan berbagai cara yang paling efektif dan ekonomis antara lain mengangkat pedagang keliling atau petugas bagian penjualan yang langsung mendatangani para langganan, penggunaan katalogus dengan pengiriman pesanan perpos dengan sistem konsinyasi dan lain-lain. Terkadang, cara tersebut tidak sesuai harapan pimpinan berhubung sangat besarnya perkembangan daerah mengatasi hal tersebut, dapat dibentuk pusat-pusat penjualan di dalam daerah tertentu yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran. Pusat-pusat yang dibentuk dapat berupa agen atau cabang yang mempunyai fungsi pembelian ataupun penjualan. Dengan tema “Hubungan Kantor pusat dan cabang II” akan membahas tentang persoalan-persoalan khusus didalam akuntansi yang akan timbul pada saat perusahaan menggunakan sistem desentralisasi. Dan hubungan tersebut menyangkut dalam hal pengiriman transfer uang antar cabang, pengiriman barang-barang antar cabang, barang-barang untuk cabng dinota diatas harga Apa persoalan-persoalan yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan cabang?2. Bagaimana persoalan-persoalan tersebut bisa terjadi?3. Bagaimana pencatatan dalam buku kantor pusat dan kantor cabang?1. Untuk mengetahui persoal-persoalan yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan Untuk mengetahui sebab terjadinya persoalan-persoalan Untuk mengetahui posisi keuangan kantor pusat dan kantor Mahasiswa dapat mengetahui persoalan yang menyangkut hubungan kantor pusat dan cabang. 3. Mahasiswa dapat mengetahui pencatatan pembukuan kantor pusat dan cabang. BAB 2. TINJUAN PUSTAKA Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Operasi Suatu Cabang 1. Beroperasi sebagai unit usaha terpisah, dan di bawah pengendalian kantor pusat. 2. Modal kerja berupa uang tunai, barang-barang dagangan, aktiva lainnya diberi oleh kantor pusat. 3. Barang dagangan dapat dibeli dari pihak ketiga, untuk jenis barang yang tersedia dari kantor pusat. 4. Aktivitas penjualan yang dilaksanakan, dimulai untuk mendapatkan pembeli mengirimkan barang / jasa ; membuat faktur penjualan ; menagih piutang ; menyimpan dalam rekening banknya sendiri. 5. Pembatasan keleluasaan cabang operasi dapat dilakukan kantor pusat, seperti a. Penerimaan kas dari hasil penjualan, pengumpulan piutang, setiap harinya harus disetorkan atas nama rekening kantor pusat dalam jumlah yang utuh. b. Pembentukan dana kas kecil untuk pengeluaran kas di cabang. Akuntansi Suatu Cabang 1. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat Sifat kantor cabang memiliki sifat seperti agen, desentralisasi akuntansi pelaksanaan jurnal, buku besar atau seperangkat buku yang terpisah pada kantor pusat. Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui dokumen asli dan ringkasan memo transaksi yang dilengkapi voucher, duplikat sebagai arsip cabang. 2. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat dan kantor cabang Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui duplikat jurnal, pencatatan dokumen asli ke dalam jurnal dilakukan oleh kantor cabang. Pencatatan yang dilakukan kantor pusat ke dalam rekening kantor cabang yang terpisah atau dimasukkan ke dalam buku besar umum kantor pusat. Pada akhir periode akuntansi, kantor pusat melakukan penyesuaian adjusment dan menutup pembukuan closing rekening kantor cabang untuk menetapkan besarnya laba-rugi cabang. 3. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor cabang Pencatatan data transaksi ke dalam jurnal dan pemindah pembukuan ke dalam buku besar umum. Laporan keuangan disusun secara periodik untuk di kirim ke kantor pusat, dan laporan keuangan ini diperiksa oleh internal auditor kantor pusat. Penyelesaian penutupan saldo buku-buku dilakukan oleh kantor cabang, maka hubungan kantor cabang dan kantor pusat terlihat sebagai berikut a. Kantor Cabang Digunakan rekening Kantor Pusat Home Office untuk penghubung dengan Kantor Pusat. Rekening kantor pusat Home Office ini 1 Untuk kerugian operasi kantor cabang. di Debet Untuk pengiriman uang yang dilakukan oleh kantor cabang ke kantor pusat. 2 Untuk laba yang dihasilkan operasi kantor cabang. di Kredit Untuk mencatat uang tunai, barang-barang dan aktiva lainnya yang diterima dari kantor pusat. Rekening kantor pusat menunjukkan jumlah kewajiban kantor cabang. a. Kantor Pusat Digunakan Rekening Timbal Balik Reciprocal Account disebut dengan rekening b. Kantor Cabang Branch Office, atau Investasi pada kantor cabang Invesment in Branch Rekening kantor cabang ini 1 Untuk laba yang dihasilkan operasi kantor cabang. di Debet Untuk pengiriman uang, barang-barang dan aktiva lainnya yang diserahkan ke kantor cabang. 2 Untuk kerugian kantor cabang. Kredit Untuk pengiriman uang tunai dari kantor cabang. Laporan Keuangan kantor Pusat dan kantor Cabang Laporan Keuangan Kantor Pusat 1. Penyusunan dilakukan setiap akhir periode fiskal untuk memperlihatkan hasil operasi perhitungan rugi laba dan kondisi keuangan neraca. Rekening investasi pada kantor cabang Invesment in Branch terlihat sebagai aktiva Assets pada neraca kantor pusat. Penghasilan masing-masing kantor cabang dapat diperlihatkan pada laporan pendapatan perhitungan rugi laba kantor pusat. Laporan Keuangan Kantor Cabang. 1. Penyusunan dilakukan setiap akhir periode fiskal 2. Neraca saldo cabang dapat dilampirkan sebagai daftar pendukung saldo investasi pada kantor cabang. 3. Perhitungan rugi laba kantor cabang dapat dilampirkan pada laporan pendapatan perhitungan rugi laba kantor pusat. Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang. 1. Tujuan Penyusunan Penggabungan Laporan Keuangan Penggabungan laporan keuangan Neraca dan Perhitungan Rugi Laba kantor pusat dan kantor cabang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dari suatu unit usaha, yang diperlukan para pemegang saham, kreditur dan kantor-kantor pajak. 2. Persiapan Penggabungan Laporan Keuangan Persiapan penggabungan laporan keuangan harus memperhatikan rekening-rekening account yang bersifat timbal balik reciprocal. Rekening-rekening reciprocal harus dihapuskan Elimination pada neraca dan perhitungan rugi laba, yaitu a. Eliminasi untuk rekening-rekening reciprocal pada neraca 1. Rekening kantor pusat di dalam neraca kantor cabang & rekening kantor cabang didalam neraca kantor pusat. 2. Rekening hutang dan piutang kantor pusat dan kantor cabang b. Eliminasi untuk rekening-rekening reciprocal pada perhitungan rugi laba 1. Rekening pengiriman barang dagangan ke kantor cabang di dalam perhitungan rugi laba kantor pusat dan rekening pengiriman barang dagangan dari kantor pusat di dalam perhitungan rugi laba kantor cabang. 2. Rekening pendapatan dan biaya lainnya yang terjadi akibat transaksi di antara kantor pusat dan kantor cabang. BAB 3. PEMBAHASAN Persoalan-persoalan hubungan kantor pusat dan cabang Persoalan-persoalan khusus di dalam akuntansi biasanya timbul perusahaan menggunakan sistem Desantralisasi, apabila hubungan antara kantor pusat dan cabang menyangkut hal-hal berikut a. Pengiriman uang tunai antar cabang Interbranch Transfer of Cash b. Pengiriman barang-barang antar cabang Interbranch Transfer of Merchandise c. Barang-barang yang dikirim untuk cabang dinota diatas harga pokok 1. Pengiriman Uang Tunai Antar Cabang a. Hubungan Umum Kantor cabang mempunyai hubungan dengan kantor pusat dan pihak luar untuk transaksi kas. b. Hubungan khusus Kantor pusat dapat meminta dan menyetujui kepada satu kantor. 2. Pengiriman Barang Dagang Antar Cabang a. Hubungan Umum Kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang. b. Hubungan Khusus Kantor pusat dapat meminta dan menyetujui pengiriman barang dagangan dari satu kantor cabang ke kantor cabang lainnya. c. Masalah Khusus “Biaya Angkut Freight Charges ” Yang dibebankan kepada dan dibayar oleh kantor cabang yang Mengirim kepada kantor cabang yang menerima, serta perhitungan pembebanan biaya angkut di kantor pusat, diantaranya a. Kantor cabang yang mengirim barang dagangan membayar biaya angkut dan memperhitungkan sebagai beban kantor pusat. b. Kantor cabang yang menerima barang dagangan dibebankan biaya angkut yang normal, seperti halnya menerima barang dagangan dari kantor pusat. c. Kantor pusat memperhitungkan biaya angkut untuk pengiriman barang antar cabang ke dalam rekening Yaitu Kelebihan biaya angkut dari biaya angkut yang normal. Dalam penyusunan perhitungan rugi-laba kantor pusat, rekening “kelebihan biaya angkut untuk pengiriman barang dagangan antar kantor cabang” dilaporkan sebagai subtraksi dari ikhtisar pendapatan kantor cabang Summary of Branch Earnings dibagian bawah dari perhitungan rugi-laba. 3. Barang-barang untuk cabang dinota diatas harga pokok. Barang-barang yang dikirim oleh kantor pusat ke cabang-cabang dinota diatas harga pokoknya, biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga yang berikut 1. Dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok Billing at an arbitrary rate above cost. a. Hubungan umum Kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang. b. Hubungan khusus Kantor pusat menetapkan harga dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang. Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang a. Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang. Peristiwa ini terjadi selama periode akuntansi. b. Pada saat pelaporan nilai persediaan barang dagangan oleh kantor cabang ke kantor pusat. Peristiwa ini terjadi pada akhir periode akuntansi, dan kantor cabang mengirimkan pelaporan laba / rugi bersih. 2. Dinota dengan harga jual eceran Billing at retail sales price. a. Hubungan Umum Kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang. b. Hubungan Khusus Kantor pusat menetapkan dinota dengan harga jual eceran untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang berdasarkan harga jual eceran. Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang a. Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang, terjadi selama periode akuntansi. Akuntansi di HO dan BO sama dengan harga dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok. b. Pada saat pelaporan nilai sisa persediaan barang dagangan sekaligus pelaporan laba bersih oleh kantor cabang ke kantor pusat, terjadi pada akhir periode akuntansi. Akuntansi di HO dan BO sama dengan harga dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok. Persoalan-persoalan khusus terjadi a. Pengiriman Uang antar cabang Pengiriman uang antar cabang Interbranch transfer of cash ini terjadi apabila apabila perusahaan mempunyai cabang lebih dari satu. Untuk mengendalikan aktifitas tiap-tiap cabangnya, biasanya kantor pusat mengadakan pembatasan-pembatasan yang menyangkut hubugan antara cabang tertentu dengan cabang lainnya. Pembatasan yang diadakan itu berhubungan dengan otorisasi terhadap transaksi yang terjadi antara cabang tertentu dengan cabang lainnya tersebut. Otorisasi terhadap transaksi demikian biasanya berada pada kantor pusat. Dari segi akuntansinya, meskipun tiap-tiap cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri sistem desantrilisasi, namun demikian pengecualian terhadap transaksi antar cabang seperti itu diadakan agar hasil usaha tiap-tiap cabang dapat lebih dikontrol oleh pusat. b. Pengiriman barang antar cabang Seperti halnya pengiriman uang antar cabang, dalam hal pengiriman barang antar cabang Interbranch transfer of merchandise, maka otorisasi terjadinya transaksi tersebut, biasanya ada pada kantor pusatnya. Terdapat persoalan tersendiri apabila terjadi pengiriman barang dari cabang tertentu kepada cabng lainnya. Persoalan itu adalah tentang perlakuan akuntansi terhadap biaya pengangkutan barang-barang yang bersangkutan. Dalam hal pengiriman barang-barang dari kantor pusat ke suatu cabang biasanya ongkos-ongkos pengangkutan untuk barang-barang tersebut diperhitungkan dan menjadi beban kantor cabang, yaitu ditambahkan pada harga barang-barang yang bersangkutan. c. Barang-barang untuk cabang dinota diatas harga pokok Barang-barang yang dikiri oleh kantor pusat ke cabang-cabang yang dinota diatas harga pokoknya, biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga yang berikut 1. Barang-barang untuk cabang dinota dengan tambahan %tertentu diatas harga pokok dengan tujuan antara lain a. Untuk dapat mengontrol/mengendalikan para pejabat dicabang, sehingga dapat diperoleh gambaran yang konkrit tentang hasil-hasil usahanya. b. Untuk dapat menutup sebagian ongkos-ongkos pengurusan dan pengawasan serta administrasi yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan cabang. Dengan menentukan harga barang-barang untk cabang diatas harga pokoknya, sebenarnya bahwa laba yang dilaporkan adalah lebih rendah dari yang sesungguhnya terjadi. Demikian pula laporan persediaan akhir barang-barang yang yang ada di cabang-cabang tidak sesuai dengan harga pokonya. Informasi terhadap harga pokok dan persediaan barang dagangan yang berada dikantor cabangnya itu tetap harus dikumpulkan oleh kantor pusat, kaena merupakan data penyesuaian atas hasil usaha cabang yang bersangkutan. Selisih yang terjadi antara “harga pokok” menurut kantor pusat dengan “harga dalam nota” untuk cabang selisih antara cost dan billed price ditampung dalam rekening cadangan selisih kenaikan harga barang-barang cabang Allowance for overvaluation of branch merchandise. 2. Brang-barang untuk cabang dinota dengan harga jual eceran dengan tujuan antara lain a. Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi yang lengkap tentang hasil-hasil operasi cabang. b. Oleh karena harga jual eceran telah ditetapkan, maka apabila ada laporan penjualan dari cabang, dapat segera diperkirakan saldo persediaan yang ada dicabang tanpa menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu dibuat. c. Mempermudah untuk pencocokan didalam mengadakan investarisasi phisik barang di cabang, dimana jumlah persediaan phisik hars sama dengan perbedaan antara harga yang dinota oleh kantor pusat dikurangi penjualan bersih yang dilaporkan. d. Melaksanakan kebijaksanaa harga jual yang sama terhadap beberapa daerah pemasaran tertentu. Apabila barang-barang untuk cabang dinota dngan harga jual eceran,maka harga pokok penjualan dicabang otomatis, sama dengan penjualannya. Aktivitas cabang akan menunjukkan kerugian dan kerugian cabang tersebut sama dengan jumlah seluruh biaya usaha. Laba atau rugi usaha yang sesungguhnya dari usaha yang sesungguhnya dari usaha cabang hanya akan dapat diketahui oleh kantor pusat. Pencatatan yang ada dikantor cabang yang tidak dapat menunjukkan rugi dan laba usahanya itu, hanya dipakai untuk tujuan-tujuan statistik dan perbandingan belaka. Pencatatan dalam pembukuan kantor pusat dan kantor cabang a. Pengiriman Uang antar cabang Suatu perusahaan yang berkantor pusat di Yogyakarta memerintahkan kepada cabang Bandung untuk mengirimkan uang sebesar Rp. kepada cabang Semarang. Sesuai dengan uraian tersebut diatas, maka pencatatan yang diperlukan oleh masing-masing pihak yang terlihat dalam transaksi ini adalah sebagai berikut Buku-buku Kantor Pusat R/K Kantor Cabang Semarang Rp R/K Kantor Cabang Bandung Rp Cabang Bandung R/K Kantor Pusat Rp Kas Rp Cabang Semarang Kas Rp R/K Kantor Pusat Rp b. Pengiriman barang antar cabang Apabila terjadi pengiriman barang-barang untuk cabang atas perintah kantor pusat, maka perlakuan terhadap ongkos angkut pengiriman diatur sebagai berikut a. Ongkos angkut barang-barang dari cabang tertentu ke cabang yang lain itu dibayar lebih dulu oleh cabang yang mengirim dan nantinya akan diperhitungkan sebagai beban kantor pusat. b. Pembebenan ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang-barang kiriman itu diperhitungkan sesuai dengan ongkos angkutapabila kantor pusat mengirimkan langsung kepada cabang penerima. c. Dalam buku-buku kantor pusat, selisih yang terjadi dalam perhitungan pembebenan ongkos angkut antar cabang itu diperlakuan sebagai “Selisih ongkos angkut barang-barang antar cabang” Excess Freigh On Interbranch Transfer of Merchandise. Contoh PT. Aneka Batik di Yogyakarta, mengirimkan sejumlah barang kecabang di Semarang seharga Rp. Ongkos angkut barang tersebut dari Yogyakarta ke Semarang adalah Rp. Beberapa hari kemudian oleh karena ada perubahan kebijaksanaan, kantor pusat memerintahkan kepada cabang Semarang, agar barang-barang yang baru diterima dikirimkan kecabang Bandung seluruhnya, cabang Semarang melaksankan perintah tersebut dan membayar ongkos angkut sebesar Rp. Apabila kantor pusat langsung mengirim barang-barang tersebut dari Yogyakarta ke Bandung hanya memerlukan ongkos angkut Pencatatan pada buku-buku kantor pusat, cabang Semarangdan Cabang Bandung akan nampak sebagai berikut Pencatatan pada Buku-buku Kantor Pusat Transaksi-Transaksi Jurnal 1. Pengiriman barang-barang kecabang Semarang, dengan harga pokok, sebesar dan ongkos angkut Rp. telah dibayar R/K Kantor cabang Semarang Rp Pengiriman barang kecabag Semarang Rp Kas Rp 2. Kantor pusat memerintahkan kepada cabang Semarang, agar barang yang baru diterimanya seharga Rp. dikirimkan ke cabang Bandung a. Pengiriman barang kecabang Semarang Rp Pengiriman barang kecabag Bandung Rp b. R/K kantor cabang bandung Rp Selisih ongkos angkut barang antar cabang Rp Kantor cabang Semarang Rp Pencatatan pada Buku-buku Cabang Semarang Transaksi-Transaksi Jurnal 1. Penerimaan barang-barang dari kantor pusat, seharga dengan ongkos angkut Rp. Penerimaan barang-barang dari kantor pusat Rp Ongkos angkut barang masuk Freight In Rp R/K Kantor pusat Rp 2. Pengiriman barang-barang ke cabang Bandung atas perintah kantor pusat. Barang-barang yang dikirim seharga Rp. dengan ongkos angkut ke Bandung sebesar Rp. R/K Kantor pusat Rp Pengiriman barang-barang dari kantor pusat Rp Ongkos angkut barang masuk Rp Kas Rp Pencatatan pada Buku-buku Cabang Bandung Transaksi-Transaksi Jurnal 1. Penerimaan barang-barang dari cabang Semarang tas perintah Kantor Pusat, seharga dan ongkos angkut normal dari Yogyakarta-Bandung Rp. Pengiriman barang dari kantor pusat Rp Ongkos angkut barang masuk Freight In Rp R/K Kantor pusat Rp Keterangan Didalam laporan keuangan kantor pusat secara individual saldo rekening “Selisih ongkos angkut antar barang antar cabang” dapat dicantumkan sebagai pengurang daripada rugi-laba cabang penerima yang terakhir. Akan tetapi dalam laporan keuangan gabungan Perhitungan rugi-laba gabungan, saldo “Selisih ongkos angkut barang-barang antar cabang” tersebut dapat dicantumkan/dicatat sebagai bagian dari harga pokok yang dijual, biaya penjualan, ataupun biaya administrasi & umum. Masalah alokasi pembebanan ini tergantung kepada bagian yang bertanggung jawab atas transfer barang-barang tersebut. c. Brang-barang untuk cabang dinota diatas harga pokok 1. Barang-barang untuk cabang dinota dengan tambahan %tertentu diatas harga pokok. Contoh Barang-barang yang harga pokoknya cost Rp. dikirimkan oleh kantor pusat kepada cabangnya, dengan harga setelah dinaikkan 25% dari harga pokok atau sejumlah Rp. Pencatatan pada buku-buku kantor pusat dang cabang akan tampak sebagi berikut Transaksi-Transaksi Buku-buku kantor pusat Pengiriman barang-barang dari cabang harga pokok dinota seharga Rp. R/K Kantor cabang Rp Pengiriman barang-barang ke kantor cabang Rp Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang Rp Transaksi-Transaksi Buku-buku Kantor Cabang Pengiriman barang-barang dari cabang harga pokok dinota seharga Rp. Pengiriman barang-barang ke kantor cabang Rp R/K Kantor cabang Rp Keterangan Apabila barang telah laku dijual oleh cabang, maka laba yang diakui oleh kantor pusat disamping selisih antara harga jual cabang dengan harga dinota, juga diperhitungkan cadangan kenaikan harga yang ada. Sesuai dengan jumlah yang terjual menurut laporan dari cabang yang bersangkutan. Biasanya perhitungan untuk mengurangi “Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang” dilakukan pada akhir periode. Rekening cadangan kenaikan harga barng-barang cabang ini dikurangi proporsional degan jumlah yang terjual, sehingga saldonya menjadi sejajar dengan tambahan/kenaikan harga atas persediaan yang masih ada di cabang. Contoh Misalnya pengiriman barang seperti contoh dimuka dari harga pokok sebesar Rp. dengan harga nota untuk cabang Rp. pada akhir periode kantor cabang melaporkan bahwa persediaan barang yang ada seharga Rp. sedang laporan perhitungan laba rugi cabang menunjukkan laba bersih Rp. Pencatatan pada buku-buku kantor pusat dan cabang akan tampak sebagai berikut Transaksi-Transaksi Buku-buku Kantor Pusat 1. Laporan perhitungan Rugi-Laba menunjukkan laba bersih Rp. R/K Kantor cabang Rp Rugi-Laba Kantor Cabang Rp 2. Penyusuaian saldo cadangan dengan kenaikan barang-barang cabang dengan saldo persediaan barang-barang dikantor cabang dan koreksi terhadap laba cabang Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang Rp Rugi-Laba Kantor Cabang Rp 3. Menutup Rugi-Laba cabang ke Rugi-Laba Umum Rugi-Laba Kantor cabang Rp Rugi Laba Rp Transaksi-Transaksi Buku-buku Kantor Cabang 1. Laporan perhitungan Rugi-Laba menunjukkan laba bersih Rp. Rugi-Laba Rp Rugi-Laba Kantor Pusat Rp 2. Penyusuaian saldo cadangan dengan kenaikan barang-barang cabang dengan saldo persediaan barang-barang dikantor cabang dan koreksi terhadap laba cabang - - - - - - - - 3. Menutup Rugi-Laba cabang ke Rugi-Laba Umum - - - - - - - - Dari jurnal-jurnal tersebut diatas, dan berdasarkan laporan dari cabang, barang-barang yang terjual adalah sebesar Rp. Rp. Barang seharga Rp. kini adalah berdasarkan harga nota dari kantor pusat setelah ditambah kenaikan harga sebesar 25%. Jadi harga pokok sebenarnya dari jumlah tersebut adalah 100/125 x RP = Rp Dengan demikian maka kenaikan harga untuk barang-barang yang telah terjual oleh cabang adalah sebesar Rp. Rp. Oleh karena itu rekening “Rugi-Laba Cabang” dikoreksi dengan ditambah dikredit sejumlah Rp Saldo rekening Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang” pada akhir periode tinggal Rp. Rp. Rp. Jumlah ini akan proposional dengan saldo persediaan di cabang yang berjumlah sebesar Rp di mana di dalamnya terkandung kenaikan harga sebesar 25% dari harga pokoknya. Laporan keuangan gabungan apabila barang-barang cabang dinota diatas harga pokok. Penyusunan laporan keuangan gabungan untuk barang yang dikirimkan antar cabang dicatat dengan harga pokoknya at cost, relatif lebih mudah seperti dijelaskan pada bab sebelumnya. Apabila barang-barang untuk cabang dinota dengan harga yang berbeda dari harga pokoknya, maka akan timbul persoalan-persoaln khsus didalam penyusunan laporan keuangan gabungan. Persoalan-persoalan khusus yang perlu diperhatikan antara lain 1. Persediaan akhir barang-barang pada neraca kantor cabang yang nilainya berbeda dari harga pokok sebenarnya, harus dinyatakan kembali dalam nilai harga pokok semula, agar memungkinkan penyusunan neraca gabungan. 2. Persediaan awal dan akhir barang-barang pada laporan perhitungan rugi/laba cabang harus dinyatakan kembali dalam harga pokok yang sebenarnya. 3. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan biasanya daftar lajur working papers dibuat atas dasar data neraca sisa dari usat dan cabangnya Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap di bawah ini diberikan contoh sebagai berikut Contoh 5 PT Artha, di Jakarta mempunyai sebuah cabang di barang-barang yang dikirim ke cabangnya, PT Artha membebankna harga barang-barang tersebut 125% dari harga samping menerima barang-barang dari kantor pusat, cabang Medan diberi kebebsan pula untuk membeli barang lokal yang diperlukannya. Berikut ini adalah neraca sisa PT di Jakarta beserta cabangnya di Medan untuk periode akhir tahun buku 2012 PT. ARTHA Neraca Sisa, per 31 Desember 2012 Kantor Pusat Jakarta Kantor Cabang Medan Debit Kas Rp Rp Piutang Dagang Rp Rp Persediaan Barang 1 Januari 2012 Rp Rp Aktiva Tetap Rp Rp R/K Kantor Cabang Medan Rp Rp - Pembelian Rp Rp Pengiriman Barang dari Kantor Pusat Jakarta Rp - Rp Macam-Macam Biaya Usaha Rp Rp Deviden yang dibagi Rp Rp - Jumlah Rp Rp Kredit Cadangan Kenaikan Harga Barang-barang cabang Rp Rp - Aktiva Depresiasi Aktiva Tetap Rp Rp Hutang Dagang Rp Rp Pengiriman Barang-barang ke Cabang Medan Rp Rp - Penjualan Rp Rp Modal Saham Rp Rp - Laba yang ditahan, 1 januari 2012 Rp Rp - R/K Kantor Pusat Jakarta Rp - Rp Jumlah Rp Rp Diketahui bahwa pada tanggal 31 Desember 2012, persediaan barang yang ada pada masing-masing pihak adalah Kantor Pusat Jakarta Kantor Pusat Jakarta Kantor Cabang Medan Harga Pokok dibeli dari luar Rp Rp Harga Nota dibeli dari pusat Rp - Rp Jumlah Rp Rp Atas dasar data tersebut di atas, maka daftar lajur dan laporan keuangan yang disusun dari daftar lajur tersebut dapat dilihat pada halaman – halaman yang berikut ini PT. ARTHA Daftar lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Per 31 Desember 2012 Kantor Pusat Kantor Cabang Penyerahan&Eliminasi Rugi-Laba Gabungan Laba yang ditahan Neraca Gabungan D K D K D K D K Debit Kas 352 189 - - - - - - 541 - Piutang Dagang 280 150 - - - - - - 430 - Persediaan Barang 1 Jan 400 180 - 20 560 - - - - - Aktiva Tetap 120 90 - - - - - - 210 - R/K Kantor Cabang Medan 434 - - 434 - - - - - - Pembelian 880 100 - - 980 - - - - Pengiriman Barang dari Kantor Pusat Jakarta - 240 - 240 - - - - - - Macam-Macam Biaya Usaha 200 8 - - 280 - - - - - Deviden yang dibagi 80 - - - - - 80 - - - Jumlah Persediaan Barang-barang, 31 Des 2012 320 120 - 16 - - - - 424 - Kredit Cadangan Kenaikan Harga 68 - 48 - - - - - - - 20 Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap 60 45 - - - - - - - 105 Hutang 280 50 - - - - - - - 330 R/K Kantor Pusat - 434 434 - - - - - - - Modal Saham 800 - - - - - - - - 800 Laba yang ditahan, 1 Jan 2012 146 - - - - - - 146 - - Penjualan 500 - - - - - - - Pengiriman Barang-barang ke Cabang Medan 192 - 192 - - - - - - - Persediaan Barang-barang, 31 Des 2012 1029 Laporan Rugi-Laba 320 120 16 - - 424 - - - - 710 710 80 146 Laba Bersih dipindah ke Laba yang ditahan 304 - - 304 - - Saldo Laba yang ditahan dipindah ke Neraca 370 - - 370 450 450 Penjelasan untuk Penyesuaian dan Eliminasi 1 Rekening-rekening Neraca yang sifatnya timbal-balik reciprocal dieliminasi dengan jurnal R/K Kantor Pusat Rp. R/K Kantor Cabang Medan Rp. 2 Saldo rekening Rugi-Laba yang sifatnya timbal-balik antara Kantor Pusat dan Cabang dieliminasi dengan jurnal Pengiriman Barang-barang ke Cabang Medan Rp. Cadangan Kenaikan Harga Barang-barang Cabang 25% x Rp. Rp. Pengiriman barang-barang Dari Kantor Pusat Rp. 3 Saldo awal rekening “Cadangan Kenaikan Harga Barang-barang Cabang” pada 1-1-2012 adalah sebesar Rp. Kenaikan ini diperhitungkan atas saldo awal persediaan barang-barang yang masih ada di Cabang Medan. Oleh karena itu saldo kenaikan harga ini harus dieliminasi dengan jurnal Cadangan Kenaikan Harga Barang- barang cabang Rp. Persediaan Brang-barang 1-1-2012 Rp. 4 Persediaan akhir barang-barang yang ada di Cabang, yang asalnya dari Kantor Pusat, baik untuk kepentingan perhitungan Rugi-Laba maupun Neraca Cabang, masih mengandung unsur kenaikan harga sebesar 25%. Barang-barang dari Kantor Pusat yang ada di Cabang adalah sebesar harga nota Rp. Berhubung dengan itu unsur kenaikan itu harus dieliminasi degan jurnal Persediaan barang-barang 31-12-2012 Laporan Rugi-Laba Rp. Persediaan barang-barang 31-12-2012 Neraca 25/125 x Rp. = Rp. Tentang Proses penutupan buku-buku baik di Cabang dan di Kantor Pusat untuk mengikhtisarkan rekening Rugi-Laba serta pemindahannya ke Rekening Kantor Pusat maupun Laba yang Ditahan dilakukan seperti biasa. Adapun Laporan Perhitungan Rugi-Laba gabungan Laporan Laba yang ditahan dan Neraca Gabungan yang disusun dari daftar lajur tersebut adalah sebagai berikut PT. ARTHA Laporan Rugi Laba Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Penjualan Rp. Harga Pokok Penjualan Persediaan barang-barang, 1-1-2012 Rp. Pembelian Rp. Rp. Persediaan Barang-barang, 31-12-2012 Rp. Rp. Laba Kotor Penjualan Rp. Macam-macam Biaya Usaha Rp. Laba Bersih Rp. PT. ARTHA Laporan Laba yang Ditahan Kantor Pusat dan Cabang Saldo Laba yang Ditahan, 1-1-2012 Rp. Laba Bersih Tahun 2012 Rp. Rp. Dikurangi Dividen yang dibagi Rp. Saldo Laba yang Ditahan 31-12-2012 Rp. PT. ARTHA Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Per 31 Desember 2012 Aktiva Passiva Kas Rp Hutang Dagang Rp Piutang Dagang Rp Modal Saham Rp Persediaan Barang-barang Rp Laba yang Ditahan Rp Aktiva Tetap Akum. Depr. Rp Jumlah Aktiva Rp Jumlah Passiva Rp BAB 4. PENUTUP Kesimpulan Setiap Hubungan Kantor Pusat dan Cabang, akan ada persoalan-persoalan khusus di dalam akuntansi yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-persoalan yang terjadi didalam akuntansi akan dicatat dalam pembukuan dengan menggunakan Sistem Desentralisasi yang artinya setiap susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan & klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya.