Selanjutnya selesai diarit padi akan digiling menggunakan mesin perontok padi yang juga dibantu oleh Rumah Zakat dan BSI. "Alhamdulillah, sekarang untuk panen para petani tidak terlalu capek karena ada mesin perontok padi yang disiapkan kelompok tani petani berdaya," ujar Apip Haerudin Relawan Rumah Zakat. PerontokPadi Terhadap Penerimaan Petani Padi" Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian proposal pada Fakultas Pertanian Jururusan Agribisnis Kosentrasi Sosial Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. Salah satu dari sekian banyak pertolongan-Nya yang penulis rasakan adalah uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak. NikoDaniar Atmaja, yang lahir di Klaten pada tanggal 20 Maret 1988 adalah mahasiswa Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor,bersama timnya yang terdiri atas tiga orang yang juga mahasiswa IPB telah berhasil membuat terobosan baru dalam bidang pertanian, yakni dengan diciptakannya Alat Perontok Padi yang Ringan dan Mobile (O-Belt Thresher). Banyakdata yang menyebutkan kapasitas suatu alsintan tinggi. Studi kasus pada alat perontok padi pedal thresher buatan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian yang menurut data dijelaskan kapasitas 100 kg/jam. Namun faktanya, 25 kg/jam saja sulit, dan petani memilih menggunakan manual karena lebih mudah. CaraMenanam Padi Yang Baik dan Menguntungkan. Cara menanam padi yang baik dan menguntungkan tentunya menjadi suatu hal yang diidamkan para petani. Budidaya tanaman padi pastinya tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan hasil panen yang bagus dan banyak, sebaiknya penanam padi ini dilakukan dengan sungguh-sungguh. CakraHusker 10 PP (CHU-10 PP) Unit Mesin Penggiling Padi MODEL : CHU-10 PPINPUT CAPACITY : 3 - 4 Ton/JamREQUIRED POWER : 11 KW, 380 V, 4 P MAIN SHAFT REVOLUTION : 1050 RPMSpesifikasi sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan.MODEL : CHU-10 PPINPUT CAPACITY : 3 - 4 Ton/JamREQUIRED POWER : 11 KW, 380 V, 4 P MAIN DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Subagiyo dan Budi Setyono ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan alsintan pada usahatani tanaman padi, penelitian dilaksanakan Zamandulu Para petani merontokkan padi dengan cara menginjak-injak batang padi untuk memisahkan padi dengan batangnya, zaman sekarang sudah menggunakan alat perontok padi yang menggunakan mesin. 1 Bagaimana membuat mesin perontok padi agar lebih efektif dan efisien dalam membantu para petani dalam mengelolah hasil panen? 2. Bagaimana cara membuat kinerja mesin agar lebih cepat dalam mengolah hasil panen? 3. Bagaiman sistem perawatan dan perbaikan mesin perontok padi? 1.3 Tujuan Tujuan dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Prosespenanaman dalam budidaya tanaman sangatlah penting. Proses ini membutuhkan tenaga kerja sekitar 20% dari seluruh kegiatan budidaya. Dulu para petani menggunakan alat tradisional tugal untuk membantu pekerjaannya. Tugal merupakan alat yang paling sederhana dan mudah digunakan. Cara pengoperasiannya digerakkan dengan tangan pekerja. lx1dSX. Bali kaya akan potensi dan berbagai sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan masyarakat, salah satunya adalah padi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan diolah menjadi beras sebagai bahan pokok nasi. Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu daerah di Bali yang mempunyai potensi sektor pariwisata. Proses perontokan padi masih dilakukan secara manual menggunakan meja kayu atau dengan mesin perontok padi dengan motor bakar diesel. Proses kerja manual banyak membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama dalam proses merontokkan padi, sehingga produktivitas menjadi rendah. Dipihak lain penggunaan mesin perontok padi bertenaga motor bakar diesel kurang ramah lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu upaya alternatif untuk memudahkan proses merontokkan padi yaitu dengan menggunakan mesin perontok padi dengan penggerak motor listrik dengan matahari sebagai sumber energi. Setelah dilakukan perhitungan, hasil perencanaan yang diperoleh, motor 200 watt dengan diameter poros 1 inchi dan bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding dengan diameter dalam 25 mm, gir 50 mata untuk di mata perontok dan 25 mata untuk di motor listrik dan rantai yang digunakan adalah tipe 428H dengan panjang 1000 mm. Dari hasil pengujian alat yang sudah dibuat diperoleh waktu rata-rata untuk merontokkan padi 14,642 detik. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.... Terutama menggunakan mesin perontok padi menggunakan panel [4], dalam penggunaan panel surya ini memliki beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja alat mesin perontok padi terutama cuaca, pada saat musim hujan panel surya tidak bisa melakukan pengisian listrik ke baterai, memakai banyak tempat untuk meletakkan mesin berukuran besar ditengah lahan persawahan untuk melakukan pengisian pada panel surya. Adapun mesin perontok padi yang digunakan pada saat ini banyak memakai mesin berbahan bakar diesel [5], ada mesin ini memiliki beberapa kelemahan terutama yaitu, bahan bakar diesel bersubsidi pada saat ini susah diperoleh langka, sehingga pembiayaan operasional menjadi relatif mahal, Selain itu juga tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya yang dikonsumsi alat perontok padi saat beroperasi dengan memvariasikan kecepatan putaran bilah-bilah perontok padi untuk kapasitas gabah yang sama, dan mengukur lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perontokan padi tersebut. ...Aldy Apfissetra Anggun AnugrahPadi merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan menjadi makanan pokok di Indonesia. Di Indonesia, petani mengolah hasil panen padi dengan cara merontokkan padi menggunakan alat tradisional dan konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat mesin perontok padi bertenaga listrik baterai, mengetahui komsumsi daya mesin dan waktu pengoperasian dengan memvariasikan kecepatan putaran perontok padi untuk kapasitas gabah yang sama dan kapasitas berat 1 kilogram padi. Metode penelitian dilakukan beberapa tahapan seperti perancangan dan perakitan mesin perontok padi, perancangan sistem kelistrikan dan perakitan serta pengujian mesin perontok padi. Dengan menghadirkan sebuah alat perontok padi tanpa bahan bakar maka perlu dilakukan perancangan mesin perontok padi menggunakan motor listrik DC 300 watt, arus 12,5 ampere, tenaga penggerak 1,04 Nm, dan memiliki kecepatan maxsimal 2750 rpm dengan baterai 24 volt 70 Ah sebagai catu dayanya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mesin dapat bekerja dengan baik dengan kecepatan yang dapat divariasikan sesuai kebutuhan dengan konsumsi daya maxsimal 25,31 watt. Pada pengujian 1 karung dengan kecepatan 1250 rpm, berat padi 5 kg dengan waktu pengoperasian 5,06 menit. Pada pengujian 1 Kg padi dengan kecepatan 1250 rpm, berat padi 350 gram, dengan waktu pengoperasian selama 18 detik. Mesin ini juga ramah lingkungan karena tidak ada emisi gas buang dan bersifat portable dapat dipindahkan ke lokasi yang Produk. Graha IlmuG RosnaniG. Rosnani, "Perancangan Produk. Graha Ilmu", Edisi 10. Yogyakarta-Indonesia, 2010Elemen-Elemen Mesin Dalam Perancangan MekanisR L Mott, "Elemen-Elemen Mesin Dalam Perancangan Mekanis", Edisi 1. Penerbit Andi. Yogyakarta-Indonesia, SurdiaDan S SaitoT. Surdia, dan S. Saito, "Pengetahuan Bahan Teknik", Edisi 3. PT. Pradnya Paramita. Jakarta-Indonesia, Book of Machine Design EurasiaR S KhurmiJ K Khurmi, dan Gupta, "Text Book of Machine Design Eurasia", Edisi 1. House ltd Ram Nagar, New Delhi-India, Perencanaan Dan Pemilihan Elemen MesinK Sularso DanSugaSularso dan K. Suga, "Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin", Edisi 1. Pradnya Paramita. Jakarta-Indonesia, 2002. Teknologi tepat guna merupakan istilah yang menggambarkan penerapan suatu jenis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Karakteristiknya yaitu terdesentralisasi, berskala kecil, hemat energi, dan berkaitan dengan kondisi lokal. Teknologi tersebut dirancang dan diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih mudah sekaligus meningkatkan nilai tepat guna pada umumnya menghubungkan teknologi tradisional dengan teknologi modern. Hal ini dilakukan supaya masyarakat bisa beradaptasi dengan mudah dalam menggunakannya, khususnya teknologi tepat guna di bidang pertanian. Saat ini, petani Indonesia lebih terbiasa menggunakan teknologi tradisional dalam kegiatan perkembangan teknologi yang semakin pesat memaksa petani untuk belajar lebih cepat pula dalam menggunakan teknologi tepat guna yang lebih modern walaupun sosialisasi mengenai teknologi tepat guna belum dilaksanakan secara merata. Selain itu, orang yang tertarik mengembangkan sistem pertanian, baik dari segi pemasaran maupun pengembangan teknologi tepat guna, juga ikut serta dalam modernisasi alat pertanian agar lebih tepat satu pertanian yang banyak digeluti oleh para petani Indonesia adalah pertanian padi. Nah, apa saja teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh petani padi Indonesia saat ini? Yuk, langsung saja simak uraian berikut Tanam PadiPertanian Indonesia yang sangat luas dan beragam bentuk lahannya mengharuskan petani ikut serta dalam menggunakan mesin tanam padi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lahan. Penerapan traktor penanam padi yang berukuran cukup besar dan berat di daerah pertanian yang datar dan luas dapat dilakukan dengan mudah dan teknologi tersebut tidak berguna jika diterapkan di daerah pegunungan dengan kondisi sawah yang umumnya sempit dan bertingkat. Inovasi teknologi tepat guna untuk penanaman padi di wilayah pegunungan harus sesuai dengan kondisi alatnya yaitu dengan ukuran yang lebih ramping dan ringan agar petani tidak mengalami kesulitan dalam memindahkan MembajakSaat ini, sudah ada beragam teknologi atau mesin traktor untuk membajak yang biasa digunakan oleh petani, baik di lahan yang landai maupun lahan pegunungan. Teknologi ini sangat dibutuhkan oleh petani, khususnya petani milenial muda yang identik dengan kemudahan dan pekerjaan ringan. Selain itu, teknologi tersebut bisa mempercepat usaha pertanian padi dibandingkan dengan kegiatan membajak manual mencangkul.Kegiatan membajak yang lebih cepat dan ringan akan membuat petani Indonesia bisa mengerjakan hal-hal produktif lainnya. Dengan begitu, kesejahteraan petani pun ikut naik seiring dengan penambahan juga 4 Produk yang Bisa Dihasilkan Melalui Pemanfaatan Sekam PadiTeknologi Penebar PupukPertanian saat ini lebih akrab dengan penebaran pupuk secara manual. Biasanya, penyebaran pupuk tidak merata dan sering kali hanya mengumpul di satu bagian. Oleh karena itu, penggunaan teknologi penebar pupuk akan sangat membantu petani dalam menyebarkan pupuk lebih cepat dan lebih merata. Hal ini bisa membuat pertumbuhan dan produksi buah pada padi lebih penebaran pupuk yang lebih cepat juga akan menambah produktivitas petani. Namun, teknologi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan petani, baik di lahan pegunungan maupun lahan datar yang luas. Teknologi penebar pupuk yang menggunakan tenaga baterai yang berkapasitas besar juga akan mempercepat kegiatan Pemanen PadiSumber panen padi juga sangat banyak menyita waktu dan tenaga petani sehingga dibutuhkan solusi teknologi pemanenan yang lebih mudah. Teknologi pemanenan padi harvester yang biasanya berbentuk traktor dengan ukuran yang cukup besar, memerlukan pengembangan lebih lanjut agar bisa digunakan secara maksimal juga di lahan akhir dari pemanenan padi yang menggunakan teknologi tersebut sebaiknya berbentuk bulir-bulir padi yang sudah dirontokkan dari batangnya. Dengan begitu, pekerjaan panen menjadi lebih cepat, mudah, dan hemat. Pemanenan secara manual membutuhkan banyak tenaga kerja dan Penggiling Padi SederhanaPadi yang sudah dipanen dan mengering biasanya akan digiling untuk mengupas kulit-kulitnya. Proses penggilingan biasanya menggunakan mesin yang besar dan tertanam pada suatu tempat tertentu. Nah, teknologi penggilingan padi yang lebih sederhana dan lebih irit dibutuhkan oleh petani agar bisa menghemat biaya penggilingan padi dan memproduksi beras yang nyatanya lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan itu dia teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh petani padi. Tentu teknologi tersebut bisa mempermudah dan mempercepat kegiatan pertanian di Indonesia. Teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai nawacita untuk menjadi lumbung pangan dunia di masa teknologi tersebut sudah cukup menurut Anda? Silahkan tulis pendapat Anda di kolom komentar juga 3 Teknologi Peningkatan Produksi PadiSudah download aplikasi Pak Tani Digital? Silahkan klik di sini. Teknologi pertanian sangat penting untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di era sekarang. Banyak sekali melenial yang mengembangkan inovasi baru mengenai teknologi, terutama teknologi pertanian untuk usahatani padi di Indonesia. Mengenai pengaruh teknologi dalam sektor pertanian sangat besar terutama bagi Indonesia, karena kebanyakan petani di pelosok masih menggunakan cara yang sederhana untuk mengolah padi. Pemerintah harus memantau perkembangan petani Indonesia dan memperkenalkan inovasi baru teknologi pertanian yang semakin berkembang dari masa ke masa. Beras memiliki peranan yang dominan dalam kebutuhan pangan bagi masyarakat di Indonesia dengan tingkat konsumsi tinggi, oleh karena itu teknologi dapat meningkatkan hasil beras yang berkualitas dan harga jual tinggi. Oleh sebab itu dorongan teknologi sangat berpengaruh dalam efisiensi pengolahan beras dengan produksi yang besar. Implementasi untuk strategi peningkatan produktifitas dengan diwujudkan melalui mekanisme Pengolahan Tanaman secara Terpadu PTT. PTT merupakan inovasi baru untuk menuntaskan permasalahan mengenai peningkatan produktivitas padi dan penghasilan patani supaya mewujudkan kesejahteraan petani. Teknologi berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan penghasilan petani karena teknologi juga ikut dalam menentukan proses produksi pertanian. Karena masalah utamanya pada pola konsumsi beras yang semakin tinggi sehingga membutuhkan penerapan PTT. Penerapan teknologi PPT pada dasarnya mampu meningkatkan efesiensi teknis upaya mendukung pemuasan kebutuhan beras nasional di Indonesia yang dinilai penting untuk ditinjau lebih lanjut Mira Apriani, Dwi Rachmina & Amzul Rifin, 2018. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Perkembangan dan Peranan Teknologi dalam Efisiensi Pengolahan Usahatani Padi di Indonesia Teknologi pertanian sangat penting untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di era sekarang. Banyak sekali melenial yang mengembangkan inovasi baru mengenai teknologi, terutama teknologi pertanian untuk usahatani padi di Indonesia. Mengenai pengaruh teknologi dalam sektor pertanian sangat besar terutama bagi Indonesia, karena kebanyakan petani di pelosok masih menggunakan cara yang sederhana untuk mengolah padi. Pemerintah harus memantau perkembangan petani Indonesia dan memperkenalkan inovasi baru teknologi pertanian yang semakin berkembang dari masa ke masa. Beras memiliki peranan yang dominan dalam kebutuhan pangan bagi masyarakat di Indonesia dengan tingkat konsumsi tinggi, oleh karena itu teknologi dapat meningkatkan hasil beras yang berkualitas dan harga jual tinggi. Oleh sebab itu dorongan teknologi sangat berpengaruh dalam efisiensi pengolahan beras dengan produksi yang besar. Implementasi untuk strategi peningkatan produktifitas dengan diwujudkan melalui mekanisme Pengolahan Tanaman secara Terpadu PTT. PTT merupakan inovasi baru untuk menuntaskan permasalahan mengenai peningkatan produktivitas padi dan penghasilan patani supaya mewujudkan kesejahteraan petani. Teknologi berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan penghasilan petani karena teknologi juga ikut dalam menentukan proses produksi pertanian. Karena masalah utamanya pada pola konsumsi beras yang semakin tinggi sehingga membutuhkan penerapan PTT. Penerapan teknologi PPT pada dasarnya mampu meningkatkan efesiensi teknis upaya mendukung pemuasan kebutuhan beras nasional di Indonesia yang dinilai penting untuk ditinjau lebih lanjut Mira Apriani, Dwi Rachmina & Amzul Rifin, 2018. Tabel 1. Tingkat Penerapan Komponen Teknologi PTT Usahatani Padi Sumber Jurnal Agribisnis Indonesia vol 6 No 2, Desember 2018; halaman 121-132 Persentase rata-rata tingkat penerapan komponen Teknologi PTT dapat dilihat dari Tabel 1. Bahwa tingkat penerapan teknologi PTT secara keseluruhan berada di kategori sedang dengan rata-rata sebesar 71,54. Penggunaan benih Varietas Unggul Baru VUB dalam Komponen teknologi PTT dengan rata-rata tingkat penerapannya 85%. Penggunaan benih bermutu, berlabel, dan bersertifikat dengan rata-rata tingkat penerapan 96,83%. Penggunaan pupuk Anorganik dengan rata-rata penerapannya sebesar 86,33%. Lalu untuk penerapan jarak tanam jajar legowo 21 mempunyai rata-rata penerapan paling tinggi yaitu 98,50% karena memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah populasi tanaman dan memaksimalkan penerapan cahaya matahari untuk kebutuhan tanaman, dapat memudahkan dalam penanaman secara praktis. Komponen Teknologi PTT selanjutnya yaitu umur bibit Domestic rice needs will continue to increase, it is estimated that national rice needs in 2035 will reach 36 million tons. Meanwhile, national rice production capacity is experiencing slow growth or tends to be stagnant. So that it needs an increase in productivity or technical efficiency through the Integrated Crop Management ICM model approach. This study aims to analyze the level of rice ICM technology implementationand the factors that influence the level of rice ICM technology implementation and its effect on the technical efficiency of rice farming in Bogor Regency. Determination of the sample using purposive sampling method, a sample of 60 farmers in the District of Cariu, Pamijahan, and Leuwisadeng of Bogor Regency were analyzed using the scoring method, multiple linear regression models, and the stochastic frontier analyze method. The results showed the level of rice ICM technology implementation in Bogor Regency was classified as moderate 71 , 54 percent, while the technology component with the highest level of application was jajar legowo spacing of 21 98 , 50 percent and the lowest was the use of manure 27 percent. Factors that influence the level of rice ICM technology implementation at α level of 5 percent are non-farm income with an estimated value of 3 , 318, intensity of SLPTT and non SLPTT training with an estimated value of 2 , 236, and dummy farmer's employment status with an estimated value of 2 , 127. While the experience factor of farming with an estimated value of 0 , 110 and the duration of formal education of farmers with an estimated value of 0 , 403 has an effect on the level of α of 10 percent. T he level of rice ICM technology implementation with an estimated value of -0 , 0855 and farmer access to obtain credit with an estimated value of -0 , 0348 has an effect on the technical efficiency of rice farming at α level of 1 percent, while the land ownership status with an estimated value is -0 , 2527 at α level of 10 percent. The average level of technical efficiency of rice farming in Bogor Regency is not optimal 67 , 4 percent, this is due to, among others, the application of technological components that are still relatively low or not as recommended by ICM . Therefore, efforts are needed to increase motivation and farmer participation in implementing ICM technology optimally and sustainably to help meet national rice needs. Penerapan teknologi inovasi pertanian berperan dalam meningkatkan produktivitas usaha tani, sehingga berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, yang salah satunya diindikasikan dari meningkatnya ketahanan pangan rumah tangga ini bertujuan untuk mengindentifikasi inovasi teknologi pertanian yang telah diterapkan di lokasi studi, dan menganalisis hubungannya dengan kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga penelitian berupa survei di dua desa di Kabupaten Bogor yang masing-masing memiliki tipe pertanian yang berbeda yaitu lahan kering dan basah sawah, dengan jumlah sampel sebanyak 80 dianalisis dengan uji statistik Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani di lahan sawah telah menerapkan inovasi teknologi berupa sistem jajar legowo secara intensif, dan petani di desa berlahan kering cukup intensif dalam menerapkan inovasisistem tumpang sari dan pengolahan hasil pertanian on farm .Penerapan teknologi ini berkorelasi positif dengan kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani, yaitu petani yang menerapkan inovasi teknologi lebih intensif memiliki tingkat ketahanan pangan yang lebih baik.